Sejujurnya perjalanan ke Danau Kelimutu itu termasuk perjalanan yang tidak disengaja, karena pesawat menuju Maumere dari Denpasar tidak jalan setiap hari sementara kami sudah nggak tau mau ngapain di Bali maka diputuskan untuk menuju Maumere via Ende dan dari Ende dilanjutkan jalan darat menuju Moni dengan tujuan utama: melihat sunrise di danau Kelimutu.
Moni merupakan kota kecil diantara Ende dan Maumere. Berjarak 3 jam perjalanan (naik mobil sewaan) dengan pemandangan sekitar yang bikin saya berasa ada di Sumatera karena mirip :p untungnya jalanannya sudah hampir sebagian besar mulus tapi tetep serem sih karena pas dijalan itu ada beberapa spot yang lagi dibenerin karena bukitnya pada longsor. Hiii…
Tiba di Moni sudah malam jadi nggak bisa lihat ada apa disekitaran penginapan. Awalnya kami rencana menginap di Bintang Flores bahkan sudah membayar deposit (niat banget, karena males mesti cari-cari penginapan pas nyampe) eh ternyata mereka nggak terima konfirmasinya. Untungnya, orang yang jemput kita di Ende dan anter ke Moni itu merupakan sang pemilik penginapan Bintang Flores.. Hihihi… Jadinya setelah kita tunjukkan SMS dan bukti transfer kemudian dia menyuruh kita untuk menginap di penginapan seberang Bintang Flores tanpa biaya tambahan (nggak tau juga sih aslinya berapa), ya kebetulan juga pemilik penginapan itu masih bersaudara. Di Flores, semua orang bersaudara!
Kamarnya besar, ada 1 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 kasur tambahan diluar dan kursi tamu. Pas untuk kami bertiga. Moni itu dingin.. adem dan tanpa AC di kamar aja udah bikin tidur super nyenyak. Dinginnya seharian, alhasil selama semalaman kami di Moni nggak mandi sama sekali. Hahaha.
Melihat sunrise ini penuh perjuangan rupanya. Dibangunin sekitar pukul 03.30 dini hari kemudian naik mobil sekitar 30-45 menit sampailah di pintu gerbang pendakian. Selesai urusan administrasi udah lemes duluan karena ngebayang jam 04.30 pagi disuruh mendaki gunung dan pakai sendal jepit tanpa guide! Untungnyaaaa… treknya udah ada jadi kita tinggal lenggang kangkung berasa di mol, bedanya ya gelap aja cuma ngandelin mata dan cahaya di langit. Pendakiannya sekitar 30 menit dan pas selama perjalanan ada tukang jualan minuman yang tiap hari kerjanya diatas situ, jadi setiap hari mereka 2x naik-turun (subuh & sore) :'(
Tiba diatas baru ada 2-3 orang lainnya dan nggak berapa lama kemudian matahari pun muncul, sehingga danaunya & pengunjung lainnya, yang ternyata banyak, mulai kelihatan. Saat saya ke Danau Kelimutu ini, sunrisenya nggak spektakuler, tapi kata orang-orang saya termasuk beruntung karena kemarin-kemarin penuh kabut, jadi saat matahari sudah tinggi pun danaunya tidak terlihat. Ah, untung banget yah?!
Uhmm.. Mengenai danaunya, cantik sih memang. Tapi.. tapi.. mungkin kalau lain kali kesini saya nggak mau bela-belain bangun sebelum matahari tinggi untuk naik ke danau ini. Hehe. Rupanya, 3 danau ini letaknya tidak semuanya berdekatan. 2 danau yang paling besar dan yang paling kecil letaknya bersebrangan, sementara yang ukuran sedang bisa dilihat saat kita mau pulang karena letaknya agak dibawah. Btw, danau yang paling kecil ini mirip banget ya sama gua di dalam film Sanctum?
Karena cuma sebentar di Moni jadi nggak terlalu banyak tau, yang pasti penginapan dan rumah makan terlihat cukup banyak di desa ini. Ohya, penginapan Arwanty yang saya tempati harga kamarnya malah sudah termasuk sarapan-pancake dan teh/kopi :) Di dinding-dinding penginapan juga banyak informasi mengenai apa saja yang bisa dikerjakan selama di Moni atau travel untuk menuju ke kota lainnya. Tanya-tanya ke warga juga pasti mereka jawab dengan senang hati. Pengalaman saya, orang di Flores ramah dan seneng kalau tamunya seneng!
(May 2012)
Comments 1