Sepanjang 2015, kita banyak mengadaptasi kata dari bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa kata ini telah mengalami pergeseran makna dalam prakteknya. Apa saja kata tersebut?
Bully (Risak)
Definisi bully menurut Oxford Dictionary
A person who uses strength or influence to harm or intimidate those who are weaker.
Kata, yang padanan dalam bahasa Indonesianya adalah “risak”, ini sering digunakan untuk mengganti istilah cacian atau umpatan di media sosial, korban bully adalah pihak yang menjadi objeknya. Padahal tidak semua cacian atau umpatan merupakan bully.
Jika kita tilik dari definisi di atas, ada dua elemen penting untuk menyebut suatu umpatan atau cacian sebagai bully:
- Perisak memiliki kekuatan.
- Objek yang dirisak lemah, tidak bisa melawan.
Halaman Wikipedia juga menambahkan elemen berikut:
“One essential prerequisite is the perception, by the bully or by others, of an imbalance of social or physical power, which distinguishes bullying from conflict.“
Artinya untuk menyatakan suatu kejadian dikategorikan bully atau tidak, pihak pengintimidasi memiliki kekuatan, baik sosial atau fisik, yang jauh lebih besar.
Pada kenyataannya seringkali yang menjadi “korban bully” di media sosial adalah mereka yang memiliki jumlah follower, indikator tingkat pengaruh atau popularitas di media sosial, yang cukup banyak. Kejadian ini juga biasanya merupakan AKIBAT dari perbuatan mereka yang sebelumnya mungkin dianggap menyimpang, berbeda dengan bully yang tidak membutuhkan SEBAB-AKIBAT sama sekali. Saya pribadi menganggap ini adalah bentuk dari sanksi sosial, bukan bully.
Pergeseran makna, dari risak menjadi umpatan dan cacian, ini juga disebabkan oleh media daring yang sering menggunakan kata bully untuk menggambarkan sanksi sosial bagi para selebriti.
Selfie (Swafoto)
Kata yang pernah menjadi “Word of The Year 2013” ini didefinisikan oleh Oxford Dictionaries sebagai:
“A photograph that one has taken of oneself, typically one taken with a smartphone or webcam and shared via social media“
Dari definisi di atas, ada tiga elemen yang harus dipenuhi sebuah selfie:
- Diambil sendiri, bukan dengan bantuan orang lain.
- Menggunakan ponsel cerdas.
- Dibagikan ke media sosial.
Berdasarkan pengamatan saya, makna selfie telah bergeser menjadi “foto yang ada orangnya”. Masih berdasarkan pengamatan saya, pergeseran makna ini terjadi karena pembiaran atas pemahaman yang kurang.
Pecah
Ini adalah sebuah slang yang belum memiliki definisi baku di Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pengguna Kamus Slang sendiri mendefinisikan pecah sebagai:
- Suasana seru, asik, gokil, dan sedang high-nya.
- Suasana yang seru, kocak, ya pokoknya momen-momen pas baru mulai saik-saiknya.
- Suatu hal yang di anggap asik atau menyenangkan.
Sebagai referensi, istilah “pecah” digunakan untuk menggambarkan sensasi yang dirasakan pengguna ekstasi saat efeknya mulai terasa.
Di penghujung tahun 2015, penulis salah satu media daring lokal menggunakan kata pecah untuk mengekspresikan kekagumannya pada supir taksi yang mengembalikan uang penumpang ratusan juta rupiah.
Saya pribadi tidak menemukan satu kesan dari tiga definisi di atas dalam artikel tersebut. Di sini, penulis telah menggeser makna kata pecah menjadi sesuatu yang lebih emosional.
Demikian tiga kata yang menurut saya telah mengalami pergeseran. Menurut kalian, apa saja kata yang maknanya sudah bergeser selama tahun 2015? Sebutkan di bagian komentar.
Salam.