Berawal dari iming-iming networking, saya akhirnya mendaftar menjadi pengemudi Grabhitch Car. Proses pendaftarannya sendiri sangat mudah dan instan. Saya cuma mengunggah foto SIM, STNK, selfie memegang KTP pada pagi hari, sore hari sudah bisa menggunakan layanannya. Yang saya daftarkan adalah kendaraan pribadi Toyota Innova.
Driver Centric vs Rider Centric
Walaupun Grab mengklaim bahwa pengemudi bisa memilih teman seperjalanan, namun pada pengemudi harus menyesuaikan tujuan dan jadwal penumpang. Mulai dari menjemput ke lokasi, yang seringnya jauh dari titik awal keberangkatan, sampai jadwal keberangkatan. Saya belum pernah sama sekali menemukan teman seperjalanan yang searah dan sesuai dengan jadwal.
Jika saya mengikuti rekomendasi, maka saya harus mengalihkan rute dulu untuk menjemput salah satu dari penumpang di atas, mengantarkannya ke tujuan, kemudian mengemudi 9KM ke tujuan awal. Masalahnya mobil bukan kendaraan roda dua yang bisa selap-selip di jalan dan sampai di lokasi dalam hitungan menit.
Menurut saya, nebeng mobil itu seharusnya driver centric bukan rider centric. Penumpang yang memilih siapa saja pengemudi di dekat mereka dan kemana tujuannya. Jadi bisa menyesuaikan dengan menyusul ke lokasi pengemudi dan turun di lokasi perjalanan yang terdekat dari tujuannya.
Teman Seperjalanan vs Supir
Alih-alih mendapatkan teman baru, saya malah lebih sering jadi supir pribadi dengan tarif murah. Walaupun ada beberapa penumpang yang duduk di depan, mayoritas lebih memilih duduk di belakang sambil bermain ponsel. Grab gagal mengkomunikasikan misi ini.
Saran saya, sebaiknya pengemudi diberikan opsi untuk menambah biaya jika penumpang memilih duduk di belakang. Misal Rp 15.000. Jangan cuma sekadar himbauan.
Sampah
Grabhitch Car banyak sekali sampah. Mulai dari sampah pesanan dari orang yang sama seperti di bawah ini.
Jika diperhatikan, ketiga pesanan tersebut berasal dari orang yang sama dengan waktu yang berbeda-beda. Ini adalah best practice karena Grab tidak memberikan rentang waktu penjemputan sehingga penumpang memberikan beberapa pilihan waktu untuk menjemputnya.
Ada juga calon penumpang yang tidak memiliki pulsa untuk menelepon atau sms. Masalahnya, Grab tidak menyediakan media komunikasi di aplikasi sehingga kadang mempersulit komunikasi. Atau mungkin beberapa pengguna Grabhitch Car memang kelas ekonomi menengah ke bawah? Entahlah.
Pada suatu hari, saya akan mengantarkan teman ke Bandara Soekarno-Hatta. Saya iseng membuka aplikasi Grab dan melihat ada orang yang ingin pergi ke sana juga. Saat itu pukul 12.20 dan jarak ke orang tersebut sekitar 10KM.
Setelah saya perhitungkan dengan matang, akhirnya saya ambil pesanan tersebut dan buru-buru menuju lokasi untuk menjemputnya. Saking terburu-burunya, saya baru mengabari 10 menit kemudian dengan pesan singkat bahwa saya sedang menuju ke sana.
Saya pacu kendaraan secepat mungkin agar bisa tiba di lokasi penjemputan tepat waktu. Kurang 5 menit dari jadwal penjemputan, saya sudah tiba. Saya telepon calon penumpang untuk mengabari. Ketika menanyakan posisi rumahnya, telefon saya langsung dimatikan. Saya coba telepon lagi, tidak dijawab. Beberapa menit kemudian dia sms mengabari bahwa pesanan dibatalkan karena dia sudah dalam perjalanan. Ini adalah pengalaman paling sampah yang pernah saya alami.
Cara Menggunakan Grabhitch Car untuk Menguji Kesabaran
Jika kalian juga tertarik untuk menguji kesabaran, silahkan daftar di sini dan masukkan kode marcos1190 untuk langsung mendapatkan saldo Rp 100.000.
Untuk bergabung ke grup Whatsapp Grabhitch Car Driver, klik tautan ini: https://ybs.me/2hmcB3f
Selamat mencoba!
Hahaha lucu banget pengalaman jadi driver Grabhitchnya. Tapi kalo yg naik lebih dari 1 orang, bayarnya tetep sama atau lebih mahal ya mas?
Sama saja. Saya ndak pernah mau ambil yang lebih dari 1 penumpang. Pernah kejadian di aplikasi ditulis 1 penumpang, pas dijemput ternyata 2.
saya justru pengen banget bisa dapet grab hitch, bukan karena price yg mungkin lebih murah, tapi karena relasi atau ngobrol yg sehobi
tapi sampai saat ini ngk pernah dapet
Kalau hitch, driver bisa pilih-pilih penumpang. Jadi profilnya harus menarik biar dipilih driver.
Kalau penumpang nya 2 org pasti kejadian tuh 22nya duduk berdua dibelakang, kalo ga asik ngobrol bedua ya masing2 maen hape ?
tergantung ‘persepsi’ jadinya ya..
Yang jelas Grab gagal mengkomunikasikan tujuan layanan ini ke penumpang
Kita buat yuk layanannya