Kuil Todaiji Nara

Menemui Para Utusan Dewa di Kuil Todaiji Nara

Kota Nara adalah salah satu kota tua, yang merupakan bekas ibukota Jepang pada tahun 710 sampai tahun 784. Kota ini tidak begitu besar, terletak di antara Kyoto dan Osaka. Tapi walaupun relatif kecil dibandingkan dua kota tadi, Nara tetap menyimpan segudang sejarah dan peninggalan berharga seperti taman dan kuil-kuilnya.

Salah satu tempat yang wajib dikunjungi di Nara adalah Kuil Todaiji. Kuil ini adalah kuil Buddha yang dibangun pada tahun 752 oleh Kaisar Shomu dan menjadi kuil utama / pusat dari kuil-kuil Buddha yang tersebar di seluruh Jepang. Untuk mencapai kuil ini sangat mudah dari stasiun JR Nara Line, karena sudah banyak petunjuk-petunjuk dalam beberapa bahasa (termasuk bahasa Inggris) yang memudahkan pengunjung untuk mencapai Todaiji. Saya menggunakan bus dari halte Nara Station sampai ke halte Todaiji-Daibutsuden.

Ketika tiba di halte bus Todaiji-Daibutsuden yang terletak di depan area kuil Todaiji, saya langsung disambut oleh sekumpulan rusa yang melenggang dari taman Nara (Nara Park) di sisi halte. Yup, memang di sepanjang jalan sampai pintu masuk kuil, ada banyak rusa yang sengaja dibiarkan berkeliaran dengan bebas. Rusa-rusa ini bahkan lebih banyak lagi di Nara Park yang bersisian dengan Kuil Todaiji. Kenapa dibiarkan bebas? Karena masyarakat sekitar percaya bahwa rusa-rusa ini adalah para utusan dewa. Oleh karena itu mereka tetap melenggang dengan tenang di antara para pengunjung taman dan kuil. tapi jangan salah, terkadang rusa-rusa ini bisa juga agresif jika lapar. Para pengunjung bisa membeli shika senbei (kue beras) di kedai-kedai sepanjang jalan masuk kuil seharga 200 Yen, dan memberi makan rusa-rusa ini. Tapi hati-hati, karena rusa-rusa ini bisa ketagihan dan akan mengejar jika mengira akan diberi kue.

Memasuki area kuil, ada sebuah gerbang kayu besar yaitu Nandaimon Gate yang merupakan pintu masuk area kuil. Setelah melewati gerbang besar ini, ada bangunan Todaiji Museum di sisi kiri dan bangunan utama kuil di bagian depan. Pengunjung bisa memasuki bangunan utamanya saja, tapi untuk lebih memahami sejarah kuil ini, disarankan sih juga menilik ke dalam museum terlebih dahulu. Tiket untuk memasuki Museum dan bangunan utama ini harganya 1000 yen.

Dalam Todaiji Museum, pengunjung / wisatawan asing diberikan headset untuk mendengarkan penjeasan mengenai benda-benda di dalam museum ini dalam bahasa Inggris. Jadi kita bisa leluasa melihat-lihat dan lebih fokus dengan cerita di balik benda-benda dan pembangunan kuil Todaiji ini. Bagian dalam museum ini tidak boleh difoto, tapi sangat menarik dan informatif.

Setelah keluar dari museum, saya menuju ke bangunan utama yaitu Daibutsuden Hall (The Great Buddha Hall). Di dalam kuil utama ini ada sebuah patung Buddha yang tingginya 16 meter. Patung ini berpose menunjukkan telapak tangan kanannya ke muka. Tinggi telapak tangannya saja hampir 2 meter sendiri. Ketika diteliti oleh para arkeolog, mereka menemukan di dalam pangkuan patung Buddha tersebut ada relik gigi manusia, permata dan mutiara, juga cermin dan pedang yang dipercaya sebagai peninggalan Kaisar Shomu. Benda-benda ini bisa dilihat di dalam museum Todaiji tadi.

Di sisi kiri dan kanan patung Buddha tersebut juga ada beberapa patung Boddhisatva lain, yaitu Kokuuzo Bosatsu (dewa kebijaksanaan dan ingatan) yang berlapis emas, dan patung Koumokuten, yaitu dewa penjaga Timur (King Of The West). Kedua patung ini nyaris sama besarnya dengan patung Buddha utama.

Satu hal lain yang menarik di dalam Daibutsuden Hall ini adalah sebuah pilar yang memiliki lubang di bagian bawahnya. Konon lubang di pilar ini ukurannya sama dengan ukuran lubang hidung patung Buddha utama. Legenda mengatakan bahwa siapa yang berhasil melewati lubang di pilar ini, maka niscaya akan mendapatkan pencerahan di kehidupan berikutnya. Beberapa pengunjung tentu saja tertarik untuk mencoba. Tapi kalau merasa badannya cukup besar, hmmm lebih baik melihat saja ya?

Setelah mengunjungi kuil Todaiji ini, pengunjung bisa membeli suvenir dan jimat di kios yang ada di dalam Daibutsuden Hall maupun di kedai-kedai sepanjang area kuil. Bisa juga menikmati mochi dan kue-kue sambil ditemani rusa-rusa yang berkeliaran. Atau kalau berjalan kaki sedikit, bisa mengunjungi Nara Park yang lebih luas dan bersantai di sana. Rasanya tenang dan damai, ditemani para utusan dewa yang berbulu coklat!

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Prev
Menikmati Nuansa Tradisional Jepang di Kyoto
Kyoto Kinkauji

Menikmati Nuansa Tradisional Jepang di Kyoto

Kyoto adalah salah satu kota yang paling terkenal di Jepang

Next
Menjelajahi Tokyo, The Great East Capital
Fushimi Inari, Tokyo

Menjelajahi Tokyo, The Great East Capital

Jepang adalah salah satu negara Asia yang paling menarik untuk dikunjungi

You May Also Like